Rabu, 16 Oktober 2013

0

lingkungan (pengelolaan limbah rumah sakit)

 Rumah sakit merupakan salah satu tempat yang mengharuskan penanganan kebersihan dengan standar yang tinggi. Mengapa demikian? Jelas karena Limbah medis rumah sakit merupakan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Limbah rumah sakit jika tidak tertangani dengan baik akan berdampak bagi manusia, mahluk hidup, serta lingkungan di sekitar rumah sakit. Dampak tersebut dapat berupa pencemaran air, pencemaran daratan, serta pencemaran udara.
Air yang tercemar menjadi tidak bermanfaat untuk keperluan rumah tangga (misalnya air minum, memasak, mencuci), industri, pertanian (misalnya: air yang terlalu asam/basa akan mematikan tanaman/hewan). Air yang telah tercemar oleh senyawa organik maupun anorganik menjadi media berkembangnya berbagai penyakit dan penularan langsung melalui air (misalnya Hepatitis A, Cholera, Thypus Abdominalis, Dysentri, Ascariasis/Cacingan, dan sebagainya). Selain itu, air tercemar dapat menjadi penyebab penyakit tidak menular, yang  muncul terutama karena air lingkungan telah tercemar oleh senyawa anorganik terutama unsur logam (misalnya keracunan air raksa/merkuri).
Pencemaran daratan pada umumnya berasal dari limbah padat yang dibuang atau dikumpulkan di suatu tempat penampungan. Dampak pencemaran daratan dapat secara langsung dan tidak langsung bagi kesehatan lingkungan sekitar. Dampak pencemaran daratan yang secara langsung dirasakan adalah timbulnya bau busuk karena degradasi limbah organik oleh mikroorganisme. Dampak langsung lainnya yaitu timbunan limbah padat dalam jumlah besar akan menimbulkan kesan kumuh dan kotor, yang secara psikis akan mempengaruhi penduduk di sekitar tempat penumpukan sampah tersebut. Dampak tak langsung, contohnya adalah tempat pembuangan limbah padat baik Tempat Pembuangan Sementara (TPS) maupun Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan menjadi pusat perkembangbiakan tikus dan serangga yang merugikan manusia seperti lalat dan nyamuk. Penyakit-penyakit yang ditimbulkan dengan perantaraan tikus, lalat dan nyamuk di antaranya adalah pest, kaki gajah, malaria, demam berdarah dan sebagainya.

Sedangkan dampak pencemaran udara tidak hanya berakibat langsung terhadap kesehatan manusia, tetapi juga berpengaruh kepada hewan, tanaman dan sebagainya. Komponen pencemar udara dapat berupa Karbon Monoksida (CO) dan Nitrogen Oksida (Nox). Karbon monoksida apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun metabolis, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah. Konsentrasi gas Nitrogen Oksida yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada sistem syaraf yang mengakibatkan kejangkejang.
Oleh karena itu dibutuhkan tenaga keOleh karena itu dibutuhkan tenaga kebersihan untuk pekerjaan cleaning service rumah sakit (profesional cleaning service rumah sakit) yang benar-benar mengerti bagaimana menangani limbah rumah sakit.

PENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT
           Air limbah rumah sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil proses seluruh kegiatan rumah sakit yang meliputi: limbah domistik cair yakni buangan kamar mandi, dapur, air bekas pencucian pakaian; limbah cair klinis yakni air limbah yang berasal dari kegiatan klinis rumah sakit misalnya air bekas cucian luka, cucian darah dll.; air limbah laboratorium; dan lainya. Air limbah rumah sakit yang berasal dari buangan domistik maupun buangan limbah cair klinis umumnya mengadung senaywa pulutan organik yang cukup tinggi, dan dapat diolah dengan proses pengolahan secara biologis, sedangkan untuk air limbah rumah sakit yang berasal dari laboratorium biasanya banyak mengandung logam berat yang mana bila air limbah tersebut dialirkan ke dalam proses pengolahan secara biologis, logam berat tersebut dapat menggagu proses pengolahannya. Oleh karena itu untuk pengelolaan air limbah rumah sakit, maka air limbah yang berasal dari laboratorium dipisahkan dan ditampung, kemudian diolah secara kimia-fisika, Selanjutnya air olahannya dialirkan bersama-sama dengan air limbah yang lain, dan selanjutnya diolah dengan proses pengolahan secara biologis. Diagram proses pengelolaan air limbah rumah sakit secara umum dapat dilihat seperti pada gambar1.
           Di dalam pengelolaan air limbah rumah sakit, maka yang perlu diperhatikan adalah sistem saluran pembuangan air. Saluran air limbah dan saluran air hujan harus dibuat secara terpisah. Air limbah rumah sakit baik yang berasal dari buangan kamar mandi, air bekas ccucian, air buangan dapur serta air limbah klinis dikumpulkan ke bak kontrol dengan saluran atau pipa tertutup, selanjutnya dialirkan ke unit pengolahan air limbah. Setelah dilakukan pengolahan, air hasil olahannya dibuang ke saluran umum. Untuk air hujan dapat langsung dibuang kesaluran umum melalui saluran terbuka.
           Dari hasil analisa kimia terhadap berberapa contoh air limbah rumah sakit yang ada di DKI Jakarta menunjukkan bahwa konsentrasi senywa pencemar sangat bervariasi misalnya, BOD 31,52 - 675,33 mg/l, ammoniak 10,79 - 158,73 mg/l, deterjen (MBAS) 1,66 - 9,79 mg/l. Hal ini mungkin disebabkan karena sumber air limbah juga bervarisi sehingga faktor waktu dan metoda pengambilan contoh sangat mempengaruhi besarnya konsentarsi. Secara lengkap karakteristik air limbah rumah sakit dapat dilihat pada tabel 1. Dari tabel tesebut terlihat bahwa air limbah rumah sakit jika tidak diolah sangat berpotensi untuk mencemari lingkungan. Selain pencemaran secara kimiawi, air limbah rumah sakit juga berpotensi untuk memcemari lingkungan secara bakteriologis.



Gambar 1 : Diagram pengelolaan air limbah rumah sakit

0 komentar: