lingkungan (pengelolaan limbah rumah sakit)
Rumah sakit merupakan
salah satu tempat yang mengharuskan penanganan kebersihan dengan standar yang
tinggi. Mengapa demikian? Jelas karena Limbah medis rumah sakit merupakan
limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Limbah rumah sakit jika tidak
tertangani dengan baik akan berdampak bagi manusia, mahluk hidup, serta
lingkungan di sekitar rumah sakit. Dampak tersebut dapat berupa pencemaran air,
pencemaran daratan, serta pencemaran udara.
Air yang tercemar
menjadi tidak bermanfaat untuk keperluan rumah tangga (misalnya air minum,
memasak, mencuci), industri, pertanian (misalnya: air yang terlalu asam/basa
akan mematikan tanaman/hewan). Air yang telah tercemar oleh senyawa organik
maupun anorganik menjadi media berkembangnya berbagai penyakit dan penularan langsung
melalui air (misalnya Hepatitis A, Cholera, Thypus Abdominalis, Dysentri,
Ascariasis/Cacingan, dan sebagainya). Selain itu, air tercemar dapat menjadi
penyebab penyakit tidak menular, yang
muncul terutama karena air lingkungan telah tercemar oleh senyawa
anorganik terutama unsur logam (misalnya keracunan air raksa/merkuri).
Pencemaran daratan pada
umumnya berasal dari limbah padat yang dibuang atau dikumpulkan di suatu tempat
penampungan. Dampak pencemaran daratan dapat secara langsung dan tidak langsung
bagi kesehatan lingkungan sekitar. Dampak pencemaran daratan yang secara
langsung dirasakan adalah timbulnya bau busuk karena degradasi limbah organik
oleh mikroorganisme. Dampak langsung lainnya yaitu timbunan limbah padat dalam
jumlah besar akan menimbulkan kesan kumuh dan kotor, yang secara psikis akan
mempengaruhi penduduk di sekitar tempat penumpukan sampah tersebut. Dampak tak
langsung, contohnya adalah tempat pembuangan limbah padat baik Tempat
Pembuangan Sementara (TPS) maupun Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan menjadi
pusat perkembangbiakan tikus dan serangga yang merugikan manusia seperti lalat
dan nyamuk. Penyakit-penyakit yang ditimbulkan dengan perantaraan tikus, lalat
dan nyamuk di antaranya adalah pest, kaki gajah, malaria, demam berdarah dan
sebagainya.
Sedangkan dampak
pencemaran udara tidak hanya berakibat langsung terhadap kesehatan manusia,
tetapi juga berpengaruh kepada hewan, tanaman dan sebagainya. Komponen pencemar
udara dapat berupa Karbon Monoksida (CO) dan Nitrogen Oksida (Nox). Karbon
monoksida apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan
akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat
terjadi karena gas CO bersifat racun metabolis, ikut bereaksi secara metabolis
dengan darah. Konsentrasi gas Nitrogen Oksida yang tinggi dapat menyebabkan
gangguan pada sistem syaraf yang mengakibatkan kejangkejang.
Oleh karena itu
dibutuhkan tenaga keOleh karena itu dibutuhkan tenaga kebersihan untuk pekerjaan cleaning
service rumah sakit (profesional cleaning service rumah sakit)
yang benar-benar mengerti bagaimana menangani limbah rumah sakit.
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
RUMAH SAKIT
Air limbah rumah sakit adalah
seluruh buangan cair yang berasal dari hasil proses seluruh kegiatan rumah
sakit yang meliputi: limbah domistik cair yakni buangan kamar mandi, dapur, air
bekas pencucian pakaian; limbah cair klinis yakni air limbah yang berasal dari
kegiatan klinis rumah sakit misalnya air bekas cucian luka, cucian darah dll.;
air limbah laboratorium; dan lainya. Air limbah rumah sakit yang berasal dari
buangan domistik maupun buangan limbah cair klinis umumnya mengadung senaywa
pulutan organik yang cukup tinggi, dan dapat diolah dengan proses pengolahan
secara biologis, sedangkan untuk air limbah rumah sakit yang berasal dari
laboratorium biasanya banyak mengandung logam berat yang mana bila air limbah
tersebut dialirkan ke dalam proses pengolahan secara biologis, logam berat
tersebut dapat menggagu proses pengolahannya. Oleh karena itu untuk pengelolaan
air limbah rumah sakit, maka air limbah yang berasal dari laboratorium
dipisahkan dan ditampung, kemudian diolah secara kimia-fisika, Selanjutnya air
olahannya dialirkan bersama-sama dengan air limbah yang lain, dan selanjutnya
diolah dengan proses pengolahan secara biologis. Diagram proses pengelolaan air
limbah rumah sakit secara umum dapat dilihat seperti pada gambar1.
Di dalam pengelolaan air limbah rumah sakit, maka yang perlu diperhatikan
adalah sistem saluran pembuangan air. Saluran air limbah dan saluran air hujan
harus dibuat secara terpisah. Air limbah rumah sakit baik yang berasal dari
buangan kamar mandi, air bekas ccucian, air buangan dapur serta air limbah
klinis dikumpulkan ke bak kontrol dengan saluran atau pipa tertutup,
selanjutnya dialirkan ke unit pengolahan air limbah. Setelah dilakukan
pengolahan, air hasil olahannya dibuang ke saluran umum. Untuk air hujan dapat
langsung dibuang kesaluran umum melalui saluran terbuka.
Dari hasil analisa kimia terhadap berberapa contoh air limbah rumah sakit yang
ada di DKI Jakarta menunjukkan bahwa konsentrasi senywa pencemar sangat
bervariasi misalnya, BOD 31,52 - 675,33 mg/l, ammoniak 10,79 - 158,73 mg/l,
deterjen (MBAS) 1,66 - 9,79 mg/l. Hal ini mungkin disebabkan karena sumber air
limbah juga bervarisi sehingga faktor waktu dan metoda pengambilan contoh
sangat mempengaruhi besarnya konsentarsi. Secara lengkap karakteristik air
limbah rumah sakit dapat dilihat pada tabel 1. Dari tabel tesebut terlihat
bahwa air limbah rumah sakit jika tidak diolah sangat berpotensi untuk
mencemari lingkungan. Selain pencemaran secara kimiawi, air limbah rumah sakit
juga berpotensi untuk memcemari lingkungan secara bakteriologis.
Gambar 1 : Diagram pengelolaan air limbah rumah sakit
0 komentar: